Jumat, 22 Mei 2009

MATEMATIKA

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenien yang artinya mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata Sangsekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensia (Sri Subariah, 2006:1). Sri Subariah juga mengutip beberapa definisi matematika menurut pendapat beberapa ahli, yaitu:

1) Menurut Rusefendi matematika itu terorganisasikan dari unsure-unsur yang tidak didefinisikan, definesi-definisi, aksioma-aksioma dan dalil-dalil yang dibuktikan kebenarannya, sehingga matematika disebut ilmu deduktif.

2) Menurut Johnson dan Rising matematika merupakan pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang terorganisasi memuat: sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.

3) Menurut Reys matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.

4) Menurut Kline matematika bukan pengetahuan tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaanya karena untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri khas matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru sehingga mereka dapat mempelajari matematika dengan tepat, mulai dari konsep-konsep sederhana sampai yang komplek

b. Fungsi Pembelajaran Matematika

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Hal senada juga disampaikan oleh Muijs & Reynolds (2008) bahwa matematika merupakan “kendaraan” utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan ketrampilan kognitif yang lebih tinggi pada anak-anak.

c. Tujuan Pembelajaran Matematika

Menurut Badan Standart Nasional Pendidikan (2006) mneyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) adalah untuk:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah

3 komentar:

susy.chan mengatakan...

Ternyata ada sejarah matematika juga ya??
Berarti harus belajar sejarah matematika juga dong.... Hiks, hafalan lagi....

mardiyah mengatakan...

MENGHAFAL ATAU BERFIKIR LOGIS

dalam proses pembelajaran masih banyak anak yang belajar dengan sistem menghafal.entah kenapa sistem belajar menghafal lebih diminati para siswa daripada berfikir logis.anak yang suka menghafal pelajaran itu akan cenderung bersikap pasif,tidak terbiasa berfikir kritis,suka mencari gampangnya saja dalam belajar.mereka kurang aktif dalam belajar.sehingga anak tersebut mempunyai kebiasaan yang buruk bahkan perkembangan mentalnya memburuk.jadi kebiasaan tersebut harus dihilangkan.

arina eka (202009037) mengatakan...

matematika
Mungkin sebagian orang merasa takut atau merinding setelah mendengar kata itu. Tapi setelah kita bisa benar-benar menguasai, kita akan mengerti dan tidak susah-susah amat.
Menurut saya, tentang matematika ini materinya bagus, bisa menambah wawasan orang lain yang takut akan matematika. Karena sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari juga di hadapkan dengan matematika. Ilmu matematika jg melatih anak untuk berpikir logis tentang sesuatu hal.