Jumat, 22 Mei 2009

PENGERTIAN PROBLEM-BASED LEARNING

Ada beberapa definisi berikut yang digunakan peneliti untuk memformulasikan problem-based learning pada pembelajaran matematika. Dalam hubungannya dengan definisi dan pemahaman problem-based learning banyak teori yang membicarakan. Definisi berikut ini yang gunakan peneliti dalam memformulasikan problem-based learning pada pembelajaran matematika adalah:

“Problem-based learning (PBL) is a method of learning in which learners first encounter a problem followed by a systematic, learner-centered inquiry and reflection process” (Teacher & Educational Development, 2002: 2). Artinya: problem-based learning (PBL) adalah suatu metode pembelajaran di mana pembelajar bertemu dengan suatu masalah yang tersusun sistematis; penemuan terpusat pada pembelajar dan proses refleksi (Teacher & Educational Development, 2002: 2)

Dari permasalahan yang diberikan, peserta didik mengidentifikasi pokok bahasan (issue) untuk mengembangkan pemahaman tentang berbagai konsep yang mendasari masalah tadi serta prinsip pengetahuan lainnya yang relevan. Fokus bahasan biasanya berupa masalah (tertulis) mencakup beragam fenomena yang membutuhkan penjelasan. Problem-based learning (PBL) bertujuan agar peserta didik memperoleh dan membentuk pengetahuannya secara efisien dan terintegrasi. Kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru melalui pembahasan masalah tadi dikenal sebagai “problem first learning” (Harsono, 2004: 2-3).

In problem-based learning students learn to be self-directed, independent and interdependent learners motivated to solve a problem. In a PBL course student meet together in small group with a tutor to discuss a set problem. Initially the student explore the problem and formulate hypotheses that might explain the problem. They use this information to determine the further information they require to understand and solve the problem. Student then independently research and gather information that confirms/disconfirms their hypotheses and generates new understandings. These new understandings are presented to the group, which then considers all the information brought in by its members (Kiley, M., Mulins, G., & Peterson, R. and Tim Rogers, 1969:1)

Artinya: Dalam problem-based learning (PBL) siswa belajar dengan terpusat pada dirinya sendiri, bebas dan para siswa saling tergantung yang termotivasi untuk menyelesaikan sebuah masalah. Dalam sebuah pembelajaran PBL siswa belerja sama dalam kelompok kecil dengan seorang tutor untuk mendiskusikan seperangkat masalah. Pada awalnya siswa menyelidiki masalah dan merumuskan hipotesis untuk menjelaskan masalah. Mereka menggunakan informasi ini untuk menentukan informasi lebih lanjut yang mereka perlukan untuk memahami dan memecahkan masalah. Siswa lalu dengan bebas mengadakan penyelidikan dan menguji hipotesis mereka dan menghasilkan pemahaman-pemahaman baru. pemahaman-pemahaman baru ini lalu diutarakan kepada kelompok, yang kemudian dipertimbangkan dengan semua informasi yang diberikan oleh para anggota nya (Kiley, M., Mulins, G., & Peterson, S. dan Tim Rogers, 1969:1)

Walker &Leary (Purdue University Press: 2009. Vol. 3 pg. 12). The Interdiciplinary Journal of Problem-based Learning (IJPBL). Diambil tanggal 10 Mei 2009 diungkapkan: …asked to work in small groups, and most importantly acquire new knowledge only as a necessary step in solving authentic, ill-structured, and cross-disciplinary problems representative of professional practice. Artinya; PBL dilakukan dalam kelompok kecil, untuk memperoleh pengetahuan baru yang merupakan langkah untuk menyelesaikan masalah secara sempurna untuk mengatasi masalah dan memperbaiki kebiasaan yang tidak baik.

Dalam artikel: Edward J. Wood (Leeds LS2 9JT 30 April 2004). Diambil tanggal 20 oktober 2008, diungkapkan: “Some of the members of the group may have knowledge that can help in formulating or partially solving the problem”.” Dikatakan pula “PBL embraces the principles of good learning and teaching. It is student-directed (which encourages selt-sufficiency and is a preparation for life-laong learning), and promotes active and deep learning. PBL menganut prinsip-prinsip belajar dan mengajar yang baik . PBL berpusat pada siswa ( mengarahkan/mendorong siswa untuk mengembangkan diri dan mempersipkan siswa belajar sepanjang hayat), mengembangkan keaktifan dan belajar yang mendalam.

Strobel & Van Barneveld (Purdue University Press: 2009. Vol. 3 pg. 46). The Interdiciplinary Journal of Problem-based Learning (IJPBL). Diambil tanggal 10 Mei 2009 diungkapkan: “In contrast to PBL, we considered traditional learning approaches to be large-class, instructor-driven, lecture-based deliveries within a curriculum, which compartmentalized the content”. Maksudnya berbeda dengan PBL , kita mempertimbangkan pembelajaran tradisional dilakukan dalam kelas besar, terpusat pada pengajar, diberikan dengan cara ceramah dengan sebuah kurikulum yang mengutamakan isi.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, penulis mengambil sebuah pemahaman bahwa problem-based learning (PBL) dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran dimana peserta didik dihadapkan pada suatu masalah sebagai stimulus pembelajaran yang mendorong siswa menggunakan pengetahuannya untuk merumuskan sebuah hipotesis, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student-centered melalui diskusi dalam sebuah kelompok kecil untuk mendapatkan solusi masalah yang diberikan . Atau dengan kata lain problem-based learning metode pembelajaran yang dipusatkan pada peserta didik dan sebuah masalah mengawali proses pembelajaran (problem first learning). Masalah pokok dijadikan sebagai stimulus dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian masalah utama tersebut dapat menggali segenap potensi siswa untuk dapat mengarahkan kemampuannya dengan memanfaatkan sumber daya belajar yang ada guna menyelesaikan masalah. Rancangan masalah harus berasal dari permasalahan dilematis dan kompleks yang lazim dialami mereka di dunia nyata. Sehingga akan memotivasi para siswa untuk meneliti dan menemukan solusi terbaik.

Strategi pembelajaran ini dikenalkan pertama kali oleh sekolah medis Mc Master USA tahun 1969 dan dikembangkan oleh Barrows pada tahun 1970 hingga sekarang. Kebanyakan problem based learning digunakan di bidang medis (kedokteran, farmasi, dan sejenisnya). Akan tetapi PBL dapat diaplikasikan pada berbagai jenis disiplin ilmu, seperti: ekonomi, teknik, matematika, hukum, sosial, ilmu alam, ilmu pendidikan, dan lainnya (Harsono, 2004: 1, 14).

1 komentar:

ekoandiwibowo mengatakan...

Komentar saya,sangat bagus isinya dan mudah dimengerti.