Senin, 19 Januari 2009

Karya Mahasiswa 2

PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pendidikan di Indonesia masih kurang optimal dalam pelaksanaan system pendidikan,sebenarnya kurikulum yang ada di Indonesia tidak jauh beda dengan Negara-negara maju. Tetapi di Indonesia sulit menyediakan guru-guru yang berkompetesi,dan kurang sadarnya masyarakat mengenai betapa pentingnya pendidik untuk membentuk generasi mandatang.

Banyak orang tua dan anak-anak didik yang mengeluh tentang system pendidikan yang sering berganti-ganti dan sering pula menyalahkan pemerintah,sebenarnya masalah tidak terdapat pada system pendidikan dan pemerintah tetapi terdapat pada pelaksanaan dilapangan yang kurang optimal,terbatasnya fasilitas untuk pembelajaran baik bagi pengajar dan peserta didik dan keterbatasan dana dari pemerintah.

Banyak sekali upaya pemerintah menciptakan guru yang berkompetensi seperti penataran,sosialisasi dan pendidikan seorang guru harus minimal lulusan S1. tetapi pemerintah hanya mementingkan tercapainya kegiatan tersebut tanpa mengetahui apa manfaat yang akan dicapai.

Kita tahu banyak guru yang hanya mencari gelar sarjana tanpa menguasai materi yang didapat untuk digunakan sebagai bekal mengajar dan menciptakan generasi mendatang.

Pendidikan di Indonesia jika tidak dibenahi akan semakin terpuruk dan kemungkinan untuk maju sangat kecil.

Untuk sekarang ini di Indonesia selain sekolah formal yang bisa membentuk generasi mendatang juga ada sekolah-sekolah alternatif yang juga dapat membentuk generasi mendatang,bahkan sekarang ini pendidikan sekolah alternatif tidak kalah dengan sekolah formal.

Banyak orang tua yang lebih suka memasukkan anak mereka di sekolah alternatif karena system pembelajarannya berbeda dengan sekolah formal karena disekolah alternatif peserta didik mempunyai hak untuk menentukan bahan pelajaran apa yang paling di minati, itu bertujuan agar anak tidak merasa tertekan dan terbebani bahkan anak bisa merasa aman dan nyaman dalam mencari ilmu. Anak tidak akan merasa bosan dalam sekolah lagi. Sekolah alternative tidak hanya diperuntukan bagi orang kaya tetapi untuk anak yang dari keluarga berekonomi rendah. Kebanyakan anak tidak sekolah atau putus sekolah karena factor ekonomi dan biaya kuliah yang begitu besar,atau berada di daerah terpencil. Contoh Sekolah alternative yang sudah mulai terkenal atau sudah banyak diketahui orang dan dapat menghasilkan anak berprestasi adalah Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah, Kalibening, Salatiga sekolah ini tidak jauh berbeda dengan sekolah formal,di sekolah ini pengajar dan fasilitas sudah mendukung sehingga proses mengajar bisa berjalan dengan apa yang sudah diharapkan. Banyak sekolah-sekolah formal yang datang ke sekolah alternatif ini untuk mengetahui bagaimana sekolah mengatur jalannya kegiatan belajar mengajar yang dapat menciptakan murid berbakat. Sekolah yang dulunya tidak terkenal sekarang menjadi sekolah yang bisa di jadikan contoh.

Selain sekolah alternatif Qaryah Thayyibah, Kalibening, salatiga juga banyak terbentuknya Homeschooling (HS) sekolah yang dulu terbentuk kerena banyak anak yang tidak bisa sekolah karena kesibukan atau karena pernah mengalami ketidaknyamanan dan perlindungan di sekolah formal. Banyak anak mengalami kekerasan dalam bersekolah sehingga anak takut lagi bersekolah seperti contoh kemarin di salah satu sekolah formal seorang guru melakukan kekerasan kepada anak didiknya,guru yang tidak punya peri kemanusiaan itu tidak mau disalahkan atas perlakuannya yang dilakukan kepada anak didiknya karena sang anak didik tidak pernah melaporkan tindakan guru tersebut ke kepala sekolah. Guru itu tetap berkelak bahwa kekerasan dilakukan kalau anak didik melakukan pelanggaran berat, sebenarnya seorang guru bisa memberi sangsi tanpa harus ada kekerasan. Mungkin itu pula yang di jadikan alasan bagi orang tua dan anak didik untuk memilih masuk di sekolah alternatif daripada disekolah formal tetapi tidak semua sekolah formal ada kekerasan dalam bersekolah. Untuk sekarang ini pemerintah telah mengakui beberapa sekolah alternatif yang ada di indonesia untuk membantu mengatasi masalah pendidikan di indonesia. Tetapi yang disayangkan adalah fasilitas dan pengajarnya yang masih memperhatinkan bahkan tindakan pemerintah yang selalu meningkatkan standar nilai dan mengganti kurikulum tiap tahun, pemerintah tidak memikirkan bagaimana tertekannya peserta didik di indonesia ini.(Tulisan ini yang baru dapat saya tulis karena ini tulisan pertama saya,mohon maaf bila banyak terdapat kekurangan.
Terima kasih....Niken Maya Yasinta 292008084 (mahasiswa S1 PGSD UKSW Salatiga)

Karya Mahasiswa

PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pendidikan di Indonesia dewasa ini masih perlu perbaikan disana sini, ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari masyarakat dan aparatur Negara untuk bersama-sama mencerdaskan bangsa.Salah satunya dikarenakan oleh faktor ekonomi dimana mayoritas masyarakat Indonesia berstatus ekonomi menengah kebawah sehingga banyak dari mereka beranggapan sekolah tidak terlalu penting yang penting “bisa kerja”.Banyak sekali kita jumpai di daerah pinggiran kota dan di pedesaan, anak-anak yang seharusnya bersekolah tetapi mereka malah bekerja sekedar untuk “mengisi perut”.

Melihat kenyataan ini pemerintah pun menyediakan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari APBN.Usaha ini diharapkan bisa disalurkan tepat sasaran dan merata sehingga untuk pendidikan dasar dan tingkat pertama (wajib belajar 9 tahun) tidak dipungut biaya, tetapi dalam kenyataannya masih ada yang dipungut biaya dengan alasan untuk pembangunan.Jika masyarakat dapat bekerjasama untuk mengontrol jalannya pendidikan maka hal seperti ini tidak akan terjadi.Padahal dari Standar Nasional Pendidikan khususnya Standar sarana dan prasarana sudah disediakan anggaran untuk perawatan.

Seharusnya kalau mengadakan pemungutan sekolah melibatkan warga sekolah untuk pengambilan keputusan dan persetujuan secara partisipatif melalui rapat Komite sekolah.Pemerintah sudah memberikan otonomi untuk sekolah yang disebut MBS. Nah diharapkan dengan ini sekolah dapat memberdayakan sumberdaya yang ada di dalamnya untuk kemajuan sekolah tersebut.

Pemerintah memang perlu mengadakan UAN sebagai bentuk penilaian apakah proses pembelajaran yang telah dijalani selama ini dapat dipertanggung jawabkan atau tidak.Tetapi kesalahannya adalah mengapa ini dijadikan patokan untuk kelulusan? Sehingga terjadi pro dan kontra dari masyarakat.

Menurut saya pribadi UAN memang perlu diadakan tetapi jangan dijadikan ukuran/patokan sebuah kelulusan, pemerintah memang perlu mengetahui seberapa berhasilkah pendidikan yang telah dijalani dengan mengadakan ujian bersama sehingga pemerintah dapat menentukan sistem apa yang cocok untuk diterapkan di Indonesia.

ALIM (292008182) KELAS F mahasiswa S1 PGSD UKSW