Kamis, 15 Januari 2009

Sebuah Realita

Ungkapan Hati Yang Dalam
Oleh: Wahyudi

Seorang pendidik adalah teman bagi siswa. Teman bermain, belajar, bercanda, berbagi, teman untuk mencari. Disaat seorang teman itu merasa lebih, maka akan senantiasa memberi, jika teman itu merasa tahu maka akan senantiasa memberi tahu, Disaat teman itu merasa bijak maka akan menasehati, itu lah seorang teman yang hanya beracuan terhadap apa yang ia miliki.
Disaat seorang pendidik lupa akan apa yang seharusnya dan tidak tahu tentang apa yang bisa ia berikan untuk anak didiknya, maka ia akan berlaku sebagai seorang Juragan yang hanya bisa menyuruh, memarahi, memumukul bagi pekerjanya yang telah berbuat salah.
Disaat seorang pendidik itu sadar tentang tugas dan posisinya, menyadari bahwa siswa itu unik, berbeda satu dengan yang lain, mereka perlu diberi kesempatan untuk menggunakan otaknya yang selama itu hanya sebagai pelengkap untuk digunakan untuk berpikir tentang apa yang dibicarakan di kelas. Hal ini akan membuat siswa merasakan bahwa ia juga manusia yang diberi otak dan pikiran untuk digunakan bukan sekedar pajangan. Maka tanpa dimintapun mereka akan suka cita belajar, menghargai karena sudah dihargai, rendah hati karena diberi hati dan perhatian, bijak karena biasa musyawarah, sopan karena senantiasa teratur.
Semua akan sangat tergantung akan bagaimana seorang pendidik memaknai bahwa apa yang ia lakukan dan miliki adalah anugerah Tuhan. Dan siswa adalah kepercayaan yang Tuhan berikan bagi seorang pendidik. Jadi tanggung jawabnya hanya kepada Tuhan.

Tidak ada komentar: